Badan Perfilman Indonesia Akhirnya Ikat Kerjasama Dengan Negeri Istana

Berita478 Dilihat

Jakarta – Berbagai upaya promosi dan event yang ditaja Kabupaten Siak untuk mengenalkan beragam potensi Siak di tingkat nasional mulai menampakkan hasil. Badan Perfilman Indonesia (BPI) tertarik untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Siak untuk memajukan film di Negeri Istana.

Untuk mengikat kesepahaman tersebut, usai presentasi perkembangan film lokal di Kabupaten Siak oleh Bupati Siak sempena forum insan film nasional AKATARA di Jakarta kemarin, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Bupati Siak Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chand Parwez Servia. Turut hadir Ketua Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI Triawan Munaf menyaksikan penandatanganan nota antara kedua belah pihak.

“Alhamdulillah Siak dilirik BPI karena melihat kesiapan kita di daerah, misalnya terkait implementasi Komisi Film Daerah di Kabupaten Siak. Kita sudah memiliki bekal regulasi melalui Peraturan Bupati Nomor 133 Tahun 2018 tentang Komisi Film Siak dan Surat Keputusan Nomor 563/HK/KPTS/2018 tentang penetapan pengurus Komisi Film Siak”, kata Bupati Siak Syamsuar usai penandatanganan nota kesepahaman di gedung XXI Ballroom Djakarta Teater (18/9/2018).

Sebut Syam, ruang lingkup kerja sama yang akan dikembangkan kedua belah pihak kedepan meliputi fasilitasi pelayanan perizinan perfilman, pemasaran bidang perfilman, fasilitasi informasi bidang perfilman, pendidikan dan pelatihan bidang perfilman dan kegiatan lain yang dipandang perlu dalam rangka pengembangan perfilman di sekitar Siak.

“Tugas kita di daerah mengoordinasikan dan menyinergikan peran dan tanggung jawab serta tugas para pihak dalam rangka mengembangkan dan memajukan potensi perfilman sebagai salah satu sub ekonomi kreatif”, jelasnya.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Djumanotias mengatakan, dari lima kepala daerah yang diundang BEKRAF untuk presentasi dalam forum AKATARA diantaranya Bandung, Bojonegoro, Banyuwangi, Siak dan Yogyakarta, baru Negeri Istana yang sejauh ini telah resmi mengikat kesepahaman dengan Badan Perfilman Indonesia.

“Terpilihnya Siak tidak terlepas dari beragam potensi sudah tersedia di daerah, semisal landscape perkotaan yang indah, tingginya nilai kesejarahan dan budaya yang ada serta kehadiran komunitas fotografi dan film lokal yang terus bertumbuh”, kata Tias.
Namun menurutnya, faktor penting lainnya yang menjadi perhatian dan dukungan insan film nasional di Siak ialah komitmen dan dukungan kebijakan Bupati Siak selaku kepala daerah yang dapat dilihat dari dukungan pembentukan Komisi Film Siak.

“Bersyukur Pak Bupati selalu mendukung penuh pengembangan dunia film di Siak. Beliau sadar betul film merupakan pintu masuk yang efektif bagi kemajuan pariwisata Negeri istana. Kita bisa lihat bagaimana daerah lain tiba-tiba pariwisatanya jadi populer berkat film”, pungkasnya.

Sebelumnya, peluang emas untuk “menjual” potensi pariwisata berbasis kesejarahan dan keelokan budaya lewat film diraih Negeri Istana, bertepatan dengan didapuknya Bupati Siak Drs. H. Syamsuar, M.Si oleh Ketua Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI Triawan Munaf, untuk mempresentasikan keunikan Kabupaten Siak pada Forum Pembiayaan Film Indonesia (AKATARA) di Jakarta. Dalam kesempatan itu Syamsuar aktif mempromosikan sejumlah objek wisata di Siak yang bernilai jual kepada sejumlah investor, produser dan insan film yang berkumpul dalam forum tersebut.

Sumber : Humas Kab. Siak, 19 September 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat