Dekranasda Siak Salurkan Bantuan Melalui Program Jumat Berbagi

Berita263 Dilihat
Mempura – Banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk mendapat berkah di hari Jum’at. Salah satunya berbagi sembako dengan kaum dhuafa, lansia miskin dan lain-lain.

Seperti yang dilakukan pengurus Dewan Kerajinan Nasional daerah (Dekranasda) Kabupaten Siak, yang turun langsung ke masyarakat untuk melakukan aksi Dekranasda Jumat Berbagi.

Kegiatan sosial itu berlangsung pada Jum’at (13/8/2021) pagi, dipimpin Ketua Dekranasda Siak, Hj Rasidah Alfedri beserta pengurus yang dimulai dengan mengunjungi rumah warga di Sei Mempura, Tambak Rejo dan Benteng Hulu kecamatan Mempura.

Rasidah menuturkan, berbagi merupakan salah satu bentuk kepedulian kita terhadap sesama, dengan berbagi kita juga dapat merasa lebih bersyukur atas nikmat dan rezeki yang telah kita dapatkan. selain itu kita juga dapat merasakan kebahagiaan tersendiri disaat kita dapat membantu orang lain.

Semoga saja bisa menginspirasi orang lain yang memiliki kelebihan rezeki untuk peduli kepada orang yang membutuhkan bantuan.

Cerita pilu Nek Nuteh warga Benteng Hulu, Nek Nuteh (83) terlihat senang. Entah rmimpi apa ia tadi malam, tiba-tiba rumah tuanya didatangi banyak tamu. Wanita lansia yang tinggal di Kampung Benteng Hulu, Kecamatan Mempura, mendapat kunjungan Ketua Dekranasda Siak Hj. Rasidah Abdulgani serta ibu-ibu pengurus lainnya.

Dikunjungi ibu-ibu istri pejabat Siak itu tak ayal membuat wanita lanjut usia itu tampak terharu bahagia. Selanjutnya Nek Nuteh mempersiapkan tamunya masuk kerumahnya.

Nek Nuteh tinggal di sana sudah lebih dari belasan tahun seorang diri. Dia sebatang kara sejak suami dan anaknya meninggal dunia.

“Suami dan anak saya sudah lama meninggal,” ucap Nek Nuteh kepada Rasidah.

Karena pendengaran Nek Nuteh kurang baik, makanya Rasidah sering mengulang-ulang pertanyaannya.

Ia katakan, bahwa sebenarnya dirinya masih memiliki sanak keluarga di Dayun, namun keluarganya tersebut jarang menemuinya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia mengandalkan uang pensiunan suaminya yang dulu pernah bekerja di beacukai Siak, sekitar 600 ribu rupiah per bulannya.

Untuk mengambil uang pensiun itu, dirinya pun harus berjalan kaki dan terkadang diantar tetangga, kemudian naik sampan menyebrangi sungai siak karena kantor pos berada di kecamatan Siak.

Untuk membersihkan rumah, memasak dan pekerjaan rumah lainnya pun dikerjakannya seorang diri. Padahal, wanita seusianya sudah selayaknya menikmati kehidupan dengan tenang dan damai bersama anak dan cucu.

Mendengar penuturan dari seorang wanitia tua itu, Rasidah dan ibu-ibu yang hadir tak kuasa menahan butir-butir air mata yang mulai membasahi. Sesekali istri Alfedri itu mengusap air matanya dengan tisu.

Itulah sebabnya kenapa ia repot-repot untuk datang langsung mengunjungi rumah rumah warga yang perlu dibantu. Sebab kata dia, dengan berbagi ada kebahagiaan tersendiri disaat bisa membantu atau peduli kepada orang lain. (MC/Humas-Siak)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat