Jangan Sepelakan Stunting, Cegah Dengan Asupan Gizi Yang Seimbang

Berita509 Dilihat

Siak – Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi badan seseorang jauh lebih pendek dibandingkan tinggi badan orang seusianya. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga masa awal anak lahir yang biasanya tampak setelah anak berusia 2 tahun.

Hal tersebut disampaikan Ketua Forikan Kabupaten Siak Rasidah Alfedri, di balai Desa Sialang Baru, Kecamatan Lubuk Dalam, Jumat (23/11/2018) pagi. Sebelumnya acara yang sama telah berlangsung di Kecamatan Siak dan Sungai Mandau.

Rasidah mengatakan, ada 4 Kecamatan di Kabupaten Siak yang diberikan Sosialisasi Stunting antara lain Kecamatan Siak, Sungai Mandau, Lubuk Dalam dan Sungai Apit.

Penuh semangat istri Wakil Bupati Siak tersebut mengajak ibu-ibu yang hadir untuk gemar makan ikan sebagai salah satu cara untuk mencegah stunting.

“Tidak semua anak pendek itu stunting, penderita stunting selain pendek perkembangan otaknya juga lambat”, jelas Rasidah.

Kata Rasidah, dampak stunting adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pada pertumbuhan fisiknya serta gangguan metabolisme.

“Bahaya stunting ini adalah anak mudah sakit karena sistem kekebalan tubuhnya terganggu”, jelasnya.

Upaya mengatasi stunting sepenuhnya adalah upaya pencegahan karena stunting ditentukan oleh kondisi 1000 hari pertama kehidupan seorang anak yaitu sejak dalam kandungan hingga anak berumur 2 tahun.

“Stunting ini tidak bisa diobati tetapi bisa dicegah karena terbatas waktu 1000 hari di awal kehidupan bayi yang menentukan”, jelasnya lagi.

Rasidah berharap pertemuan ini dapat membawa manfaat guna mengatasi permasalahan stunting maupun gizi buruk bagi ibu hamil dan ibu balita di Kabupaten Siak.

Sementara Rois Marsela selaku narasumber menambahkan, data Kementerian Kesehatan mencatat ada 37 persen atau 9 juta anak lahir di Indonesia mengalami stunting atau anak tumbuh kerdil. Bagi anak yang mengalami stunting, juga berpotensi memiliki produktivitas yang rendah. Rendahnya produktivitas ini berpotensi pada hilangnya 11 persen Growt Domestic Product (GDP).

Dijelaskan Rois, faktor yang memengaruhi anak stunting adalah faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan anak balita, kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi sebelum hamil saat hamil dan setelah melahirkan serta kurangnya akses air bersih dan sanitasi.

Salah seorang ibu rumah tangga Veni dari Kampung Sri Gading mengatakan kegiatan ini sangat baik karena bisa menambah wawasan tentang stunting dan manfaat makan ikan.

“Saya jadi tahu banyak manfaat mengkonsumsi ikan dan cara mengolahnya dengan baik”, tutur perempuan 4 orang anak itu.

Sumber : MC Kab. Siak, 26 November 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat