Kabupaten Siak Kembali Meraih Piala Adipura dan Plakat Pasar Terbersih Tahun 2017

Berita736 Dilihat

Prestasi yang diraih Kabupaten Siak sehingga tiga kali menerima Piala Adipura dan dua kali menerima Plakat Pasar Terbersih, semata-mata bernilai amal ibadah karena kebersihan itu sebagian dari pada iman. Penghargaan ini patut dipersembahkan kepada masyarakat karena telah sadar menjaga kebersihan, Rabu (2/8/17).

Bupati Siak, Drs. H. Syamsuar, M.Si harus dua kali naik panggung menerima Piala Adipura dan Plakat Pasar Terbersih yang diserahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLH), Siti Nurbaya, di Komplek Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, pada helat yang bertepatan dengan Hari lingkungan Hidup (HLH) 2017. Tahun sebelumnya, kegiatan yang sama juga ditaja KLH namun berpusat di Siak.

Diketahui, untuk penghargaan paling bergengsi di bidang lingkungan, Piala Adipura, sudah ”direngkuh” Siak sebanyak tiga kali. Catatan itu dimulai dari tahun 2014, tahun 2016, dan tahun 2017. Sedangkan menerima plakat dalam Kategori Pasar Terbersih dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Wilayah Sumatera, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sudah dua kali ”dipanggku” Negeri Istana itu, terhitung pada tahun 2015 dan 2017. Untuk tahun 2016 Siak menyandang sebagai Taman Terbaik.

Usai menerima piala dan plakat pada hari lingkungan hidup yang tahun ini mengambil tema; ”Untuk Hutan, Lingkungan dan Perubahan Iklim yang Berkeadilan,” Bupati Siak, mengatakan, menjaga kebersihan itu nilainya bukan semata-mata Adipura dan plakat saja tapi ini juga bernilai ibadah, karena kebersihan adalah sebagian daripada iman.

“Alhamdulilah, saya ucapkan terima kasih kepada masyarakat Siak dan Mampura yang telah konsisten dalam menjaga kebersihanya. Tidak membuang sampah sembarangan adalah kunci mengapa Siak terus bersih dan kembali mendapatkan Adipura,” ujar Bupati Siak dua priode ini.

Adipura dan plakat yang diterima ini, ucap Bupati Siak, adalah sebuah bukti bahwa tingkat kesadaran masyarakat Siak akan kebersihan sangat tinggi. Perilaku tidak membuang sampah sembarangan, tidak membakar sampah, menjadi faktor utama KLH sehingga Siak untuk ketiga kalinya diberi penilaian layak membawa pulang piala adipura dan plakat.

Faktor utama mengapa piala ini akhirnya dibawa pulang kembali, jelas Bupati Siak, karena kesadaran masyarakatnya. ”Jadi, tidak semata-mata karena pemerintahnya saja. Maka dari itu saya sangat mengapresiasi kesadaran ini,” ungkapnya.

Adipura dan plakat ini, milik semua masyarakat Siak. Adipura harus menjadi cermin agar terus menjaga kebersihan. Karena menjaga kebersihan tidak hanya menjadi anjuran pemerintah saja melainkan juga agama. Masyarakat harus memanfaatkan sampah untuk tujuan ekonomis, sampah dapat dipilah untuk dijual ataupun disulap menjadi sejumlah kerajinan. Makanya, di Siak sampah dipilah hingga menjadi beberapa jenis. “Sampah bernilai ekonomis bisa dijual ke Bank Sampah. Makanya, kalau dilihat di Siak setiap sudut kota ada tong sampah dengan berbagai kriteria”.

Sumber : Humas Kab. Siak, 4 Agustus 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat