Konferensi Ekonomi Kreatif Dunia Pertama Digelar di Bali

Berita526 Dilihat

Nusa Dua Bali – Konferensi ekonomi kreatif dunia yang pertama digelar di Bali. Acara bertajuk World Conference on Creative Economy (WCCE) yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia itu berlangsung tiga hari, dari tanggal 6-8 November 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) dihadiri oleh Wakil Bupati Siak Drs. H. Alfedri, M.Si.

Sebanyak 20 tokoh ternama di bidang industri kreatif dunia, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional menjadi pembicara dalam acara ini. Sejumlah nama seperti Pemenang Sutradara Terbaik Emmy Awards Lisa Russell, CEO Elevation Barn Will Travis, CEO and Founder of Bolanle Austen-Peter Production Bolanle Austen-Peter, President of China Film Group Corporation Le Kexi hingga CEO and Co-Founder Moonton (Mobile Legends) Justin Yuan hadir dalam konferensi ini.

Selain itu, dari dalam negeri hadir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Co-founder dan CEO of Net Mediatama Television Wishnutama Kusubandio dan banyak lagi. Acara ini rencananya akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) namun berhalangan hadir.

Acara ini mengusung tema Inclusively Creative dengan mengangkat lima isu utama, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem dan pembiayaan industri kreatif. Nantinya, akan dirumuskan Deklarasi Bali yang bakal diusulkan ke Sidang Umum PBB di tahun depan.

“Kenapa tema Inclusively Creative? Kami ingin ada common understanding (pemahaman bersama) dan common ground (landasan bersama) untuk mengembangkan ekonomi secara global karena itu kunci utama pengembangan ekonomi kreatif adalah kolaborasi”, kata Kepala Bekraf Triawan Munaf.

Selain konferensi, acara ini juga menghadirkan Creatif village yang merupakan pameran booth berupa kapsul-kapsul interaktif yang terdiri para peserta lokal dan internasional. Para pelaku kreatif maupun masyarakat bebas mengunjungi side event ini.

Salah satu booth pameran busana terdapat busana tenun Siak karya seorang desainer dari
Tim Kolaborasi Kolaborasi Nusantara atau IKKON Dede Ananta yang digagas Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) “Ako Siak” sebagai brand produk hasil kolaborasi dengan masyarakat Kabupaten Siak.

Busana apik yang dibalut tenun Siak tersebut juga menjadi pusat perhatian pengunjung, tak sedikit pengunjung yang memuji kain olahan asli dari Siak tersebut, “cantik kainnya, apalagi ada benang emasnya jadi terlihat lebih mewah”, ungkap Rina (20th) salah seorang pengunjung.

Di sisi lain juga terdapat Booth pameran Galeri Film Indonesia, booth ini menawarkan dan merekomendasikan 5 (lima) daerah kepada pengunjung yang ingin mencari lokasi shooting film, salah satunya Kabupaten Siak.

Sementara itu Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Siak Djumanotias mengatakan, dari lima daerah ini baru Negeri Istana yang sejauh ini telah resmi mengikat kesepahaman dengan Badan Perfilman Indonesia.

Sebagai informasi, ekonomi kreatif memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional karena mampu menyumbang Pendapatan Domestik Bruto (PDB) hingga Rp 922 triliun pada 2016. Kontribusi ekonomi kreatif Indonesia ke PDB bahkan yang terbesar ke tiga di dunia dengan 7%, di bawah Amerika Serikat (11%) dan Korea Selatan (9%).

Sumber : Humas Kab. Siak, 08 November 2018

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat