Sapi Brahman Cross Sangat Berpotensi Untuk Dikembangkan di Kabupaten Siak

Berita856 Dilihat

Pemerintah Kabupaten Siak mengapresiasi kepada kelompok tani yang telah berhasil mengembangkan 160 induk sapi brahman cross dan menghasilkan 15 Pedet (anak sapi). Bantuan Induk sapi brahman cross dari Australia ini merupakan program nasional yang bertujuan untuk menstabilkan harga daging sapi secara nasional dan juga Kabupaten kota mampu berkontribusi bagi pembangunan peternakan nasional serta percepatan swasembada daging.

Kepala Dinas Perikanan dan Perternakan Kabupaten Siak Susilawati seusai acara penandatanganan MoU antara Pemkab Siak dengan Bank Indonesia perwakilan Riau tentang program pembibitan sapi brahman cross kemarin Senin di Dayun mengungkapkan, sapi brahman cross merupakan bantuan dari Pemerintah Pusat yang dilaksanakan pada akhir tahun 2016 berjumlah 160 ekor, yang tersebar di lima kecamatan yang berada di tujuh kelompok tani.

“Kita akan terus berupaya membantu para kelompok tani dalam meningkatkan populasi sapi, serta menaikkan produksi ternak dengan upaya melalui Program UPSUS SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) yang telah berjalan. Saat ini kita juga telah menerapkan program Inseminasi Buatan (IB) serta Intensifikasi Kawin Alam (IKA). Saat ini populasi sapi di Kabupaten Siak keseluruhan berjumlah 22.133 ekor, terdiri dari sapi bali dan sapi BC. Untuk kecamatan yang menerima adalah Kecamatan Siak, Kandis, Tualang, Dayun dan Kerinci Kanan. Berkat ketekunan para petani dalam memelihara sapi BC serta pengawasan, pengawalan yang di lakukan oleh para Babinkamtibmas TNI AD, yang semula jumlah induk sapi brahman cross 160 ekor, pada pertengahan juli kemarin sudah mendapatkan 15 ekor pedet (anak sapi). Sehingga saat ini keseluruhan BC berjumlah 175 ekor”.

Dilibatkannya TNI sebagai pengawal ternak sapi Brahman Cross karena TNI Angkatan Darat sudah melakukan MoU dengan Direktur Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan didalam pengawalan, pengawasan ternak sapi Brahman Cross ini. Pada tahun 2016 ini pengadaan sapi Brahman Cross dari kementrian pertanian hanya diberikan di tiga Provinsi saja, yaitu Provinsi Sumatera Utara, Aceh dan Riau. Sedangkan dari lima Kabupaten di riau yang menerima sapi Brahman Cross salah satunya Kabupaten Siak.

Dalam waktu dekat sapi Brahman Cross ini akan lahir lagi. Dari laporan yang di sampaikan setiap kelompok yang memelihara sapi BC Kelompok Tani Makmur Dayun kebuntingannya 90%, Kelompok Tani Darma Bakti Kerinci Kanan kebuntingannya 40%, Kelompok Lembu Sejahtera Siak Kebuntingannya 30%, Kelompok Mudi Rahayu 50%, Anugrah Tani Maju 25%, Kelompok Tani Mutiara di Tualang 20%, Kelompok Sinar Tani 80%.

Ia juga menjelaskan sebelum penandatangan MoU yang dilakukan antara Pemkab Siak dengan Bank Indonesia dan CSR nya, dalam rangka untuk meningkatkan SDM calon petani. BI telah memberangkatkan 20 orang petani sapi BC Siak Ke Kabupaten Boyo Lali, Jogjakarta dalam rangka Studi banding untuk melihat langsung kekandang sapi BC. Kerjasama yang dilakukan Pemkab Siak dengan Bank Indonesia ini berlangsung selama tiga tahun, diharapkan setelah masa kerjasama ini berhakir para petani sapi BC bisa mandiri, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

Saat ini yang menjadi kendala para petani adalah dalam pemasaran pupuk non organik baik cair maupun padat yang di hasilkan dari sisi makanan dan kotoran Sapi BC, belum memiliki wadah berupa Forum Claster Brahman Cross, dengan Forum ini dapat memudahkan para petani dalam pemasaran pupuk organik yang siap dipasarkan, pengelolaan, serta koordinasi antara kelompok Tani Sapi BC terang Susilawati.

Teknik budi daya sapi Brahman Cross sangat cocok dilaksanakan pada lahan perkebunan sawit, dengan penerapan pola integrasi sapi sawit. Sawit menjadi subur, sapi dengan mudah berkembang karena banyak pakan yang tersedia.

Tidak hanya sapi saja yang memiliki nilai jual, tetapi organiknya juga bermanfaat, terutama dampak lingkungan pupuk non organik yang dihasilkan bermanfaat untuk memulihkan tanah yang rusak tercemar akibat limbah. Disamping itu nilai kesehatan turunan dari organik ini akan menyehatkan tidak hanya kita sebagai manusia pemakan tanaman yang berasal dari pupuk kimia, tanamannya menjadi bagus, hewan-hewan yang kita pelihara juga tidak mengandung unsur-unsur bakteri kimiawi selama ini kita kenal, jadi paling tidak tubuh kita sudah ada anti bodi terhadap penyakit dari luar.

Diharapkan nilai ekonomi turunan-turunan yang sudah dilatih dari pangan fermentasinya, dari pupuk cair dan pupuk padat serta pestisida cairnya, ekonomi turunannya bisa harian.  Setelah di hitung nilai turunan yang di dapat pertahun bisa mencapai 12-13 juta pertahun sama dengan harga pedetnya.

Ridwan menuturkan Bank Indonesia tidak membantu selesai sampai disini aja, kita akan membina para petani, memberikan alat penggiling pakan sapi serta akan membantu kelompok tani dalam mempromosikan produk pupuk organik aktif yang diberi nama Mutiara Siak ke masyarakat Riau secara luas.

 

Sumber : Humas Kab. Siak, 09 Agustus 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat