Tanaman Hutan dan Budidaya Aren Janjikan Keuntungan Bagi Masyarakat

Berita409 Dilihat

Tanaman hutan dan budidaya aren di lirik sebagai usaha pengembangan di Indonesia yang sangat memungkinkan dilakukan. Di samping masih luasnya lahan-lahan tidak produktif juga dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari tanaman aren, sekaligus meningkatkan pendapatan petani dari usaha tani tanaman aren dan dapat pula ikut melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.

Pohon aren dapat dimanfaatkan, baik berfungsi sebagai konservasi maupun fungsi produksi yang menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi. Alasan ini menjadikan tanaman aren sebagai komoditi alternatif bagi Riau yang dikenal sebagai salah satu daerah penghasil buah sawit terbesar di Indonesia, untuk membudidayakannya.

Guna mengenalkannya kepada masyarakat, dilaksanakan sosialisasi tentang perhutanan dan budidaya tanaman aren yang dipimpin langsung oleh H. Syafrilenti selaku Kadis DLH Kab. Siak dan diikuti oleh para Camat dan Penghulu, Kamis (31/5/2018) di SIMR, Komplek perkantoran Tanjung Agung.

Syafrilenti menjelaskan bahwa menurut bahasa daerah di Siak pohon aren disebut Nau ini tumbuh secara liar dan cenderung belum dimanfaatkan secara optimal karena minimnya informasi dan pengetahuan tentang pengelolaannya. Padahal, jenis tanaman Palma ini kaya manfaat dan memiliki nilai ekonomi cukup tinggi.

Harapannya kedepan melalui sosialisasi ini tanaman aren dapat dikembangkan di Kabupaten Siak sehingga menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat.

Diakui Kepala Dinas Lingkungan Hidup, meskipun Kabupaten Siak lebih banyak areal lahan gambut namun tanaman aren dapat tumbuh di segala jenis tanah termasuk gambut namun memerlukan sedikit perawatan agar dapat produksi dengan baik. Tanaman aren ini disebut juga tanaman sejuta manfaat mulai dari daun hingga akarnya dapat dimanfaatkan baik untuk makanan, obat-obatan serta batang pohon aren dimanfaatkan untuk membuat tepung dan bahan pembuatan furniture.

Hal senada juga diungkapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Aren Indonesia Provinsi Riau Muhammad Dun yang menyebutkan, aren ini tanaman yang multi manfaat mulai dari daun hingga akarnya bernilai ekonomis bahkan prospek ekonominya dapat mengalahkan kelapa sawit yang dapat panen 2 (dua) minggu sekali sedangkan aren dapat di panen setiap hari.

Ditambahkan Muhammad Dun, pohon aren dapat dipanen pada usia 5-6 tahun sejak masa tanam dan dapat berproduksi setiap hari selama 7 bulan. Menurut perhitungannya dari satu batang aren mampu menghasilkan 10 liter nira/hari yang dapat dijual per liternya dengan harga Rp.10.000,00. Jika tiap orang memiliki 18 pohon aren maka kita sudah menghasilkan uang 1.8 juta rupiah dan ini baru dari hasil air nira saja belum pemanfaatan dari buah kolang kalingnya bahkan yang terbaru air nira pohon aren dapat dimanfaatkan pula sebagai penghasil Bio Ethanol.

Diakuinya saat ini bersama tim sedang mengembangkan tanaman ini di wilayah Riau, ada beberapa yang sedang dibudidayakan tanaman aren ini. Daerah tersebut seperti di Pekanbaru, daerah Rumbai, Sungai Pagar, Bengkalis dan Pelalawan.

Sementara menurut Ketua Asosiasi Aren Provinsi Riau Warsitio mengatakan, untuk pembibitan aren sedang tahap pengembangan. Pihaknya juga tengah melakukan pelatihan dan penelitian sehingga kedepannya budidaya tanaman aren dapat diterapkan di Riau khususnya di Kabupaten Siak.

Pada akhir forum juga dibuka sesi diskusi dan tanya jawab bersama dan terlihat antusias peserta yang ingin mengetahui lebih jelas tentang kendala dan pemanfaatan budidaya tanaman aren untuk kedepannya.

Sumber : MC Kab. Siak, 01 Juni 2018 (Desi RPK Siak)