Kiat Usaha Rajutan Bertahan Dimasa Pandemi

Berita741 Dilihat

Tualang – Mempertahankan usaha bisnis di masa pandemi menjadi sebuah tantangan besar yang dihadapi oleh para pelaku usaha. Ketika beberapa usaha makro banyak merumahkan karyawan, usaha kecil dan menengah (UKM) justru muncul dan mampu bertahan tanpa pengurangan karyawan. Minggu (10/1/2021).

Salah satunya usaha rajutan Ei’s Simple Art milik Lely Dwi Indriyani yang mampu bertahan setelah berinovasi dengan membuat masker rajut. Usaha dari seorang ibu rumah tangga yang berada di KPR I Jalan 1 blok E No 83, Kelurahan Perawang, Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau. “Alhamdulillah, selama pandemi ini saya justru punya waktu lebih banyak dirumah, dan menurut saya merajut itu paling nyaman ya dirumah. Untuk penjualan juga nggak berpengaruh, bahkan selama pandemi kami selalu kebanjiran pesanan masker rajut dan konektor masker rajut” ungkap Lely, .

Melalui pesan whatsapp nya Ia menuturkan, selama pandemi belum bisa banyak mengexplore rajutannya dan rencana untuk membuat workshop kecil-kecilan pun belum bisa terlaksana. Tapi Lely tidak kehabisan akal, ia pun menjual produknya lewat Instagram dan Facebook. Alhasil, karya tangannya diminati dari Arab Saudi, Australia, Malaysia dan lain-lain.

Usaha itu tidak mempekerjakan karyawan, hanya melibatkan ibu-ibu disekitar rumahnya. Dalam membuat karya rajutan berupa tas, dompet, taplak meja, tempat tisu, sampul buku, sampul al qur’an, sepatu, fashion bayi, selimut, sarung bantal, baju, sepatu bayi, boneka kecil dan besar dan lain-lain. Lely menceritakan pengalaman merajut sejak 8 tahun yang lalu, ia terinspirasi dari neneknya yang pintar merajut dan menjahit. Kemudian ikut komunitas merajut di Pangkalan Kerinci (Pelalawan) bersama ibu-ibu Komplek. Ia pun mengasah keterampilannya lewat internet, dan sharing ilmu sesama perajut.

“Dari komunitas itulah pengalaman saya bertambah, mulai ikutan bazar kecil sampai dengan expo dan bisa jadi pengajar untuk yang tertarik merajut. Disitulah saya semakin tertarik dengan kerajinan ini” ujar ibu tiga anak ini. Setelah pindah ke Perawang, aktivitas merajut Lely hanya dilakukan dirumah dan ia hanya mengerjakan pesanan teman dekatnya saja. Kemudian perempuan asal Kuningan Jawa Barat ini mulai mengajak kawan dekat dan para tetangga untuk belajar merajut.

Dirinya pun senang bisa mengisi waktu luang, silaturahmi serta bisa memberi pengaruh positif bagi rekan-rekan dan tetangganya dengan kegiatan yang bermanfaat dan sekaligus bisa menghasilkan uang. Meskipun dirinya agak kesulitan untuk meyakinkan para ibu-ibu, bahwa merajut termasuk salah satu cara untuk menghilangkan suntuk. Ia mengaku untuk omzet selalu berubah setiap bulannya, namun demikian ada saja yang pesan. Baginya bisa membantu ibu-ibu para tetangga untuk menghasilkan rupiah merupakan kebahagiaan tersendiri.

“Alhamdulillah sejauh ini pesanan selalu ada, tapi yang penting buat saya, bisa membantu teman-teman untuk menghasilkan uang. Jadi kalau ada orderan kami kerjakan bersama-sama” ucap perempuan 42 tahun ini. Mimpinya suatu saat bisa mengembangkan usaha dan memiliki galeri untuk memajang produk-produk dari Ei’S Simple Art serta memiliki komunitas yang produktif dan semakin banyak kaum hawa yang ikut bergabung di komunitasnya. Bagi siapa saja yang ingin belajar merajut, bisa langsung datang kerumah ibu Lely tanpa dipungut biaya, cukup membawa alat-alat dan bahan untuk merajut.

Sumber : Siakkab.go.id, 11 Januari 2021

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WordPress › Galat